Senayan menilai tepat penunjukan Andi Amran Sulaiman sebagai menteri pertanian (mentan) baru menggantikan Syahrul Yasin Limpo. Meski sisa kerja di kabinet tinggal setahun, Amran diyakini akan banyak berkontibusi besar mendongkrak kinerja sektor pertanian.
Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo mengatakan, kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat Amran sudah pas. Karena, Amran ini hobinya kerja dan rajin turun lapangan.
“Amran juga figur yang selalu memantau lapangan, karena sudah terbiasa kerja di proyek. Jadi untuk sektor pertanian, ya memang harus ketemu orang yang seperti dia,” kata Firman, kemarin.
Firman mengaku cukup mengenal Amran. Sebab ketika Amran menjadi Mentan di periode 2014-2019, dirinya duduk di Komisi IV DPR yang merupakan mitra kerja Kementerian Pertanian (Kementan).
Nah, selama periode tersebut, cukup banyak prestasi yang ditorehkan. Di antaranya, tidak ada impor beras di tahun 2017. Sukses swasembada jagung hanya dalam tempo tiga tahun, mendongkrak produksi berbagai komoditas strategis melalui berbagai terobosan inovatif.
Terobosan itu yakni kebijakan swasembada padi, jagung, kedelai (pajale), program Inseminasi Buatan Sapi Wajib Bunting (Siwab), wajib tanam bawang putih. Lalu, program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) yang menjadi cikal bakal program Food Estate.
Amran juga sukses mendongkrak kesejahteraan petani melalui program Serap Gabah Petani (Sergap) bersama Bulog, mendongkrak produktivitas petani dan meningkatkan minat anak muda menjadi petani. Hal itu melalui program distribusi alat mesin pertanian (alsintan) kepada petani.
Karena kebijakan tersebut, Perhimpunan Teknik Pertanian (Perteta) memberikan penghargaan kepada Amran sebagai Bapak Mekanisasi Pertanian, Tokoh Penggerak Pertanian Modern Berbasis Mekanisasi. Kemudian sukses Amran membalikkan keadaan yang semula impor jagung menjadi ekspor, membuat Amran dilabeli sebagai Bapak Jagung Indonesia oleh Roem Kono (kini Duta Besar Indonesia untuk Bosnia Herzegovina).
Firman mengatakan, perubahan kepemimpinan di Kementan pada periode kedua pemerintahan Jokowi, membuat wajah sektor pertanian berubah drastis. Di periode Syahrul, banyak kebijakan-kebijakan di sektor pertanian yang berdampak kepada produktivitas dan kesejahteraan petani. “Amran tentu harus berani berbenah diri di internal karena kebijakan kemarin itu banyak yang sarat KKN,” katanya.
Firman yakin, pengalaman dan kepiawaian di dunia usaha serta kepemimpinannya di Kementan pada periode 2014-2019, Amran tahu persis kebijakan apa yang harus diambil untuk mengembalikan sektor pertanian ini menjadi on the track.
“Tentu Amran akan realistis bagaimana mengutamakan produksi beras nasional ini meningkat, kemudian melakukan upaya-upaya peningkatan sumber daya manusia, dan daya dukungnya diperkuat di lapangan,” tambahnya.
Sementara itu, Amran menegaskan, fokus kerja dalam satu tahun ke depan ini adalah memperkuat produksi berbagai komoditas strategis seperti padi dan jagung. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta Indonesia meningkatkan produksi berbagai komoditas strategis. Amran optimistis target tersebut dapat tercapai seperti yang pernah dilakukan pada 2017 dan 2021 lalu.
“Satu tahun ini saya fokus pada produksi padi, jagung, dan kedelai. Kita menekan dulu impor agar bisa swasembada,” ujar Mentan.
Amran mengatakan semua program yang baik untuk kepentingan bangsa dan negara akan dilanjutkan. Dia mencontohkan zaman dia memimpin Kementan ada program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani atau yang dikenal dengan Program Serasi. “Semua program yang baik akan kita lanjutkan. Kita sudah pernah swasembada dan harus kita capai kembali,” katanya.
Adapun saat ditanya mengenai perubahan cuaca ektrem el nino yang saat ini tengah berlangsung, Amran mengaku sudah pernah melalui masa sulit tersebut pada tahun 2015. Saat itu, ketika terjadi El Nino, produksi pertanian tetap tinggi. “Kita sudah pernah melewati El Nino dengan sangat baik. Jadi tahun ini kita hadapi juga dengan cara yang terbaik,” katanya.
Terahkir, Mentan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang selama ini menjalankan roda pembangunan pertanian Indonesia. Salah satu yang paling berjasa adalah Presiden Joko Widodo yang memberi perhatian besar pada sektor pangan.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada presiden telah memberikan amanah dan kepercayaan ini. Padahal sebelumnya saya tidak pernah membayangkan akan kembali ke sini (Kementan),” jelasnya.