Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo kecewa dengan sikap pemerintah khsusunya Menteri Pertanian dan Kepala Badan Pangan Nasional karena seakan-akan masa bodoh dalam menanggapi kepedihan petani bawang merah saat ini.
Hal itu, disampaikan Firman terkait dengan harga bawang merah di kabupaten Pati mengalami penurunan drastis. Saat ini harga dipasaran turun menjadi Rp10.000 per kilogramnya.
“Saya prihatin sekali akan nasib petani bawang merah kita kemarin mengontak saya sambil menangis-nangis mengadukan kalau harga bawangnya anjlok. Dan seketika itu saya langsung kontak Mentan tapi tidak merespon, lalu ke Dirjen Holtikultura tapi dia minta izin lagi rapat dan terakhir ke Kepala Bapanas lalu meminta nomor kontak petani ya. Harusnya permerintah cepat tanggap mengatasi persoalan serius ini, jangan susah untuk direspon,” ujarnya, Minggu (9/9//2023).
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini bilang, baru kemarin dalam rapat pembahas anggaran dengan Bapanas agar membuat rencana kerja lebih jelas untuk manjaga stabilitas harga kebutuhan pangan nasional sesuai tugas fungsinya.
“Karena itu, demi mengatasi harga bawang merah sedang anjlok sebaiknya pemerintah segera ambil tindakan cepat dengan stabilisasi harga dan melakukan pengendalian stop import,” ujar legislator dapil Jateng III meliputi Kab Pati, Rembang dan Blora.
Selain itu, Firman kembali mengingatkan adanya Elnino ini akan berdampak terhadap gagal panen sehingga penerintah harus serius menyusun roadmap ketahanan pangan nasional.
Apalagi, sambungnya, sudah ada warning bahwa di negara lain semisalnya India pun sudah memerintahkan agar negaranya membuat kebijakan produksi pangan nasional tidak boleh untuk dieksport tetapi harus mengutamakan cadangan pangan nasionalnya.
“Dari negara seperti India ini, Pemerintah harus mencontohnya dan menjadi perhatian serius khususnya kementerian/lembaga terkait urusan pangan agar tidak menyepelekan atau mengacuhkan persoalan pangan nasional seperti halnya bawang merah,” kata Firman menegaskan.
Ia menambahkan, jika Pemerintah masih saja acuh terhadap pangan nasional dan tidak segera mengatasi dengan intervensi harga petani akan mengalami kebangkrutan. Dan disisi lain, Pemerintah juga harus menjaga psikologis petani agar tidak mogok atau berhenti jadi petani.
“Kalau ini terjadi maka ini ancaman serius ditengah-tengah krisis global,” tandasnya.
Sebelumnya, Abdul Rochim, Petani Bawang Merah asal Dukuh Pilang, Desa Tompamulya, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati mengatakan harga bawang merah di tingkat petani saat ini hanya Rp 10 ribu per kilogramnya. Menurut dia, baru kali ini harga bawang merah jauh dari harapan petani.
“Ini sangat merosot harganya, biasnaya kami jual bisa sampai Rp 20 ribu per kilogramnya. Selama puluhan tahun, baru kali ini harganya terjun bebas,” kata dia.