Firman Kenalkan Teknologi Proliga pada Petani Cabai di Rembang

Artikel FS

Kemampuan petani di Kabupaten Rembang terus ditingkatkan. kemarin Komisi IV DPR RI bersama Kementerian Pertanian mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan pengenalan teknologi Produksi Lipat Ganda (Proliga) cabai pada para kelompok tani dan pendamping pertanian di Kota Garam.

Acaranya di aula Hotel Gajahmada dihadiri langsung Firman Soebagyo, anggota DPR RI Komisi IV Dapil Jateng III dan Mitranya Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jateng Joko Pramono. Hadir pula Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang Agus Iwan Haswanto.

”Saya bangga dan berbahagia. Rembang dapat penghormatan. Kedatangan langsung Dr. Ir Joko Pramono, MP untuk memberikan ilmu dengan mengenalkan Proliga cabai,” ungkap Firman saat sambutan secara virtual.

Menurutnya, Proliga merupakan inovasi luar biasa di dunia pertanian. Untuk itu, ia berharap peserta mengikuti dengan cermat setiap narasumber yang dihadirkan. “Besar harapan kami pengetahuan atau ilmu itu bermanfaat bagi kelompok tani. Kemudian menjadi pioner. Kelompok tani bisa menularkan informasi teknologi ke anggotanya,” ungkap Firman yang asli Batangan, Pati itu.

Ia pun berharap SDM para petani terus meningkat. Sehingga petani nantinya dapat berinovasi mandiri. “Dengan ilmu yang diberikan para narasumber itu, harapan kami para petani terpacu berinovasi mengembangkan budidaya cabai berlipat ganda,” harapnya

Kepala BPTP Jateng Dr. Ir. Joko Pramono menyebutkan budidaya cabai Proliga. Merupakan proses mendistribusikan inovasi-inovasi yang dirakit oleh peneliti Balai Pertanian. Hasilnya sudah teruji mampu meningkatkan produktivitas cabai di tingkat lapangan.

”Intinya kita membawa teknologi dalam rangka meningkat produktivitas dan efisien usaha tani. Karena kalau bicara cabai kadang fluktuasi harga. Salah satu upaya yang bisa diatasi harus mampu meningkatkan produktifitas per satuan luasnya,” ujarnya.

Karena dengan produksi tinggi. Misalnya harga turun, paling tidak bisa menutupi biaya produksi. Jadi upaya-upaya mendampingi petani menerapkan teknologi yang memang telah terbukti meningkatkan produktivitas.

Menurutnya, petani baru tahu. Bagaimana menyiapkan bibit yang sehat. Harus dimulai tahapan-tahapan persemaianya. Agar bibit tidak terinfeksi oleh virus misalnya. Kemudian diterapkan di satu hamparan, petani terlibat langsung. “Mulai dari proses persiapan lahan, pemupukan sampai panen. Didampingi oleh tim BPTP. Diharapkan petani sambil menanam, belajar teknologi baru yang diterapkan di lahan mereka,” ungkapnya.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Agus Iwan Haswanto berpendapat pelatihan petani sangat bermanfaat. Karena petani diajak budidaya dengan produktivitas tinggi. Tinggal memilihkan moment yang kira-kira pasar serapan bagus.

Related Posts

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *